Guru sejati memiliki tiga keutamaan: kepribadian mengesankan, prilaku meneladankan dan ilmu yang mencerahkan
Kepribadian guru sejati, menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya 'Ulumuddin antara lain: Ikhlas mengajar karena Allah semata dan penuh kasih sayang kepada murid denganmemperlakukannya seperti anak sendiri. Selain itu, guru sejati haruslah penyabar, dan cerdas-kreatif. Dia bersungguh-sungguh mencegah muridnya dari akhlak tercela, tetapi dengan cara yang bijak dan tidak membuat mereka malu.
Soal prilaku, guru sejati haruslah seseorang yang telah mendapat petunjuk, telah sesuai perbuatan dengan perkataan. Bagaimana dia dapat memberi petunjuk jika dia belum mendapat petunjuk? Bagaimana dia dapat menunjukkan arah Bandung, jika dia belum pernah ke Bandung? Bagaimana dia dapat mengamankan agama anak anda jika dia bukanlah orang yang taat beragama? Bagaimana tumbuh kasih sayang, jika yang mengasuhnya adalah 'monster'? Bagaimana anak menjadi pekerja keras, pantang menyerah, dan selalu mengusahakan pekerjaan yang terbaik, jika pendidiknya adalah seorang pemalas, pesimistis dan sembarangan? Bagaimana tumbuh pohon yang subur di tangan tukang-tukang kebun penggerutu, yang hatinya tidak kunjung selesai mencerca nasibnya, jiwanya sendiri terbonsai oleh ketidak-ikhlasan menerima kehendakNya? Bagaimana kejujuran lahir dari rahim kedustaan? Bagaimana timbul bayangan lurus dari tongkat yang bengkok? Perilaku guru cermin bagi anak. Perilaku berbicara, lebih dari berbicara!.
Soal ilmu, guru sejati adalah guru profesional, dalam dan luas ilmu spesialisasinya. Jika murid-muridnya membutuhkan lampu ilmu 9000 watt, maka sang guru telah memiliki daya 10.000 watt. Hasilnya adalah ilmu yang terang benderang. Demikianlah, kepribadian guru adalah gelombang yang memancar, perilakunya pesan yang berbicara, ilmunya lampu yang menerangi. Guru dengan kualitas ilmu mungkin paling mudah kita ketahui dari riwayat hidup dan pendidikannya. Tapi guru kepribadian dan prilaku, tak mudah kita temui. Anda harus kenal benar-benar dengannya. Atau, tanyalah nurani: apakah hati anda cukup nyaman dengannya? Wallahu a'lam.
Senin, 08 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar